PUISI
1.
PENGERTIAN
Puisi
adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata
indah dan kaya makna. Keindaha sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima,
dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu. Adapun kekayaan makan yang
terkandung digunakan dalam puisi berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, namun maknanya
sangat kaya. Kata-kata yang digunakannya adalah kata-kata konotatif, yang
mengandung banyak penafsiran dan pengertian.
2.
CIRI-CIRI
PUISI
Berdasarkan
hal itu, dapatlah dirumuskan ciri-ciri puisi sebagai berikut:
a. Dalam puisi
terdapat pemadatan segala unsur kekuatan bahasa.
b. Dalam
penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diperbagus, dan diatur
sebaik-baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi.
c. Puisi
berisikan ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang berdasarkan pengalaman dan
bersifat imajinatif.
d. Bahasa yang
dipergunakannya bersifat konotatif.
e. Puisi
dibentuk oleh struktur fisik (tipografi, diksi, majas, rima, dan irama) serta
struktur batin (tema, amanat, perasaan, nada, dan suasana puisi).
3.
UNSUR-UNSUR
PUISI
Secara garis
besar, unsur-unsur puisi terbagi ke dalam dua macam, yakni 1) unsur intrinsik
dan 2) unsur ekstrinsik
a.
Unsur
Intrinsik
1.
Irama dan
Rima
Irama adalah keteraturan
bunyi yang ada pada puisi yang dibentuk oleh pergantian tekanan panjang pendek,
kuat lemah, dan tinggi rendahnya.
Rima adalah
persamaan bunyi yang ada dalam baris-baris puisi. Macam-macam rima, yakni:
a.
Menurut bunyinya
1.
Rima sumpurna
Yaitu bila seluruhh suku akhir
sama bunyinya.
Contohnya: berdiri-kemari, awan-kawan.
2.
Rima tak sempurna
Bila hanya suku akhir yang sama
bunyinya.
Contohnya: rindu-gincu, panjang-senang.
3.
Asonansi
Yaitu perulangan bunyi vokal
dalam satu suku kata.
Contohnya: benam-kelam, keladi-merapi.
4.
Aliterasi
Yaitu persamaan bunyi konsonan pada setiap
awal kata.
Contohnya: bukan beta bijak berperi.
5.
Disonansi
Yaitu bila konsonan-konsonan yang
membentuk kata itu sama, tetapi vokalnya berbeda.
Contohnya: giling-gulung, jinjing-junjung.
6.
Rima mutlak
Yaitu bila seluruh bunyi kata itu
sama.
Contohnya: laut biru, langit biru, hari biru.
b.
Menurut letaknya dalam baris puisi
1. Rima depan yaitu bila kata pada awal baris sama.
2.
Rima tengah yaitu bila
kata perulangan kata terletak pada akhir baris.
3.
Rima akhir yaitu bila
perulangan kata terletak pada akhir baris.
4.
Rima tegak yaitu kata
pada akhir baris sama dengan kata pada permulaan baris berikutnya.
5.
Rima datar yaitu bila
perulangan bunyi terdapat pada satu baris.
c.
Menurut letaknya dalam bait puisi
1.
Rima silang (a b a b)
Yaitu bila baris pertama berirama
dengan baris ketiga, dan baris kedua berirama dengan baris keempat.
2.
Rima berpeluk (a b b a)
Yaitu bila baris pertama berirama
dengan baris keempat, dan baris kedua berirama dengan baris ketiga.
3.
Rima rangkai (a a a a)
Yaitu bila baris terakhir itu
keseluruhannya memiliki rima yang sama (rima terus).
4.
Rima kembar (a a b b)
Yaitu bila baris yang berirama
berpasang-pasangan (rima berpasangan).
5.
Rima patah
Yaitu rima salah satu baris tidak mengikuti rima baris
lainnya dalam satu bait.
2.
Citraan
Citraan adalah gambaran sesuatu secara konkret tentang hal-hal
yang ingin disampaikan.
a.
Citraan
Penglihatan
Citraan yang ditimbulkan oleh indra penglihatan, contoh; merah.
b.
Citraan
Pendengaran
Citraan yang ditimbulkan oleh indra pendengara, contoh; merdu.
c.
Citraan
Penciuman
Citraan yang ditimbulkan oleh indra penciuman, contoh; busuk.
d.
Citraan
Pencecapan
Citraan yang ditimbulkan pencecapan, contoh; kecut.
e.
Citraan
Perabaan
Citraan yang ditimbulkan oleh indra peraba, contoh; kasar.
f.
Citraan
Gerak
Citraan yang menggambarkan sesuatu yang sedang bergerak, contoh;
berlari.
g.
Citraan
Perasaan
Citraan yang
menggambarkan sesuatu yang dirakan, contoh; bersedih.
3.
Diksi atau
pilihan kata
Pilihan kata
yang dipakai bisa bermakna lugas (makna sebenarnya atau bermakna kias/makan
tidak sebenarnya).
4.
Baris dan
bait
Puisi
terdirideapa baris tiap baitnya.
5.
Tema
Tema adalah pokok perasoalan yang akan diungkapkan oleh
penyair. Pokok persoalan atau pokok pikiran itu begitu kuat mendesak dalam jiwa
penyair sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Tema tersirat dalam
keseluruhan isi puisi. Persoalan-persoalan yang diungkapkannya itu merupakan
penggambarn suasan batn. Tema tersebut bisa pula berupa responsi penyair
terhadap kenyatan sosial budaya sekitarnya.
d.
Unsur
Ektrinsik
1. Riwayat
pengarang
2. Kehidpan
masyarakat
3. Agama